KOTA BATU, 23 Juli 2025, Jatimhits.com – Keberhasilan TPST 3R Mulyo Agung, membuktikan bahwa pengelolaan sampah berbasis masyarakat mampu ciptakan ekonomi sirkular dan pelestarian lingkungan.
Namun, di balik kisah sukses ini, sampah masih jadi PR besar bagi hampir semua kota di Indonesia. Minimnya kesadaran masyarakat dalam pemilahan sampah dan lemahnya sinergi multipihak menjadi akar masalah yang belum tuntas.
Merespons dinamika kompleks ini, lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui PKM Riset Sosial Humaniora mengkaji model kolaborasi Hexahelix (6 pihak: Pemerintah, Akademisi, Bisnis, Komunitas, Media, dan Masyarakat) sebagai solusi keberlanjutan TPST. Penelitian ini menyoroti peran krusial media massa dan urgensi partisipasi aktif warga dalam memilah sampah sejak dari rumah.
Media: Katalisator Kesadaran & Pemilahan Sampah
Riset PKM-RSH UMM yang diusung lima mahasiswa (Diyana Wulandari, Nazila Nurinnia, Naila Hanifatun, Hary Setyo Rini, Muhammad Aqil Muammar A.) dengan dosen pembimbing Tri Wahyu Oktavendi, S.E., M.S.A., berfokus mengungkap praktik kolaborasi Hexahelix di TPST 3R Malang Raya.
Dalam wawancara eksklusif dengan tim peneliti UMM (23/7/2025), Hari Wicaksono (Direktur Utama Siaptv/Jatimhits.com) menegaskan:
“Ya tentu Media bukan sekadar penyampai informasi, tapi penggerak perubahan perilaku. Tanpa edukasi massal tentang pemilahan sampah dan dukungan multipihak, masalah sampah perkotaan akan terus berulang!”