Ponorogo, Jatimhit.com,- Dr. Koen Irianto Uripan, S.H., M.M. latih para sanitarian se-Kabupaten Ponorogo Teknologi Tepat Guna (TTG) sanitasi sebagai bukti nyata concern terhadap pelaksanaan STBM 5 Pilar di Jawa Timur.
Kegiatan yang digelar Selasa (28/10/2025) ini menjadi wujud komitmen kuat maestro sanitasi dalam memperkuat gerakan sanitasi berbasis masyarakat.
Melalui pelatihan Teknologi Tepat Guna (TTG) Sanitasi 5 Pilar, para sanitarian Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo dibekali teori dan praktik penerapan inovasi sanitasi yang berkelanjutan dan mudah diterapkan di lapangan.
Pelatihan berlangsung interaktif dengan dua sesi utama. Pada sesi teori, peserta memperoleh pemahaman mendalam tentang konsep STBM 5 Pilar.
Pemahaman terkait Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT), Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PSRT), serta Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT).
Sesi praktik kemudian difokuskan pada pembuatan greasetrap rumah tangga dan greasetrap komunal. Alat ini berfungsi menyaring sisa lemak dan minyak dari air limbah dapur agar tidak mencemari saluran air.
Teknologi sederhana tersebut dinilai efektif untuk mendorong perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.
Menurut Dr. Koen Irianto, greasetrap menjadi inovasi penting dalam mendukung sanitasi berkelanjutan.

“Limbah dapur sering kali dianggap sepele, padahal justru menjadi sumber pencemaran utama. Greasetrap ini adalah solusi praktis murah, mudah dibuat, dan sangat bermanfaat untuk menjaga kebersihan lingkungan,” ungkapnya.
Selain greasetrap, Dr. Koen juga menyoroti pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga (PSRT). Ia menilai, pengelolaan sampah di tingkat RT adalah solusi nyata untuk mengurangi volume sampah di TPA.
Baca juga: IBI Kediri Libatkan dr. Andre Wujudkan Kepatuhan Bidan
“PSRT ini sudah sangat darurat. Kalau setiap RT mampu mengolah sampahnya sendiri, beban TPA akan jauh berkurang. Edukasi ini harus terus digerakkan agar masyarakat bisa mandiri dalam menjaga kebersihan lingkungannya,” tegasnya.
Ika Puspita Sari, dari Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, mengapresiasi langkah Dr. Koen yang terus menggerakkan edukasi STBM di berbagai daerah. “Beliau adalah contoh nyata penggerak sanitasi. Tidak hanya memberi teori, tetapi juga turun langsung mendampingi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Ari Susanti, ST., M.Kes, Ketua Tim Kejaor Dinkes Ponorogo, menilai pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para sanitarian. “Materi yang disampaikan sangat aplikatif, bisa langsung diterapkan di masyarakat,” katanya.
Teguh Budi Prihwanto, S.Sos., M.MKes, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Ponorogo, menambahkan, “Kami berkomitmen menjadikan pelatihan ini sebagai langkah percepatan menuju kabupaten dengan capaian STBM 5 Pilar yang menyeluruh.”
Dengan pelatihan ini, Dr. Koen kembali menegaskan perannya sebagai penggerak utama perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di Jawa Timur.
Yeni Irawati
















