Nafa Urbach Resmi Dinonaktifkan 3 Bulan dari Kursi DPR, Lihat Lagi Curhatan sang Artis soal Tunjangan Rp50 Juta per Bulan

  • Bagikan

JAKARTA, – Linimasa media sosial (medsos) tengah ramai menyoroti putusan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI yang resmi menjatuhkan sanksi kepada anggota DPR dari Fraksi NasDem, Nafa Urbach. 

Nafa Urbach dinyatakan melanggar kode etik dan dijatuhi hukuman nonaktif selama tiga bulan, terhitung sejak tanggal putusan dibacakan. 

Putusan tersebut diumumkan dalam sidang MKD di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 5 November 2025, yang disampaikan oleh Wakil Ketua MKD DPR RI, Adang Daradjatun.

“Menyatakan teradu dua, Nafa Indria Urbach, terbukti melanggar kode etik,” tegas Adang. 

“Nafa Urbach nonaktif selama tiga bulan, berlaku sejak tanggal putusan ini dibacakan,” sambungnya.

Majelis MKD menyoroti, pernyataan Nafa Urbach di ruang publik telah menimbulkan kesan negatif dan tidak mencerminkan etika seorang wakil rakyat. 

Terlebih, MKD juga meminta agar Nafa lebih berhati-hati dalam memberikan komentar, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan anggota DPR. 

“Mahkamah meminta Saudari Nafa Urbach untuk menjaga perilaku dan berhati-hati dalam menyampaikan pendapat di kemudian hari,” lanjut Adang.

Usut punya usut, kasus yang menjerat Nafa bermula dari pengaduan masyarakat kepada MKD DPR pada September 2025 lalu. Berikut ulasannya.

Laporan dan Proses Pemeriksaan MKD

Secara terpisah, Ketua MKD DPR RI, Nazaruddin Dek Gam menjelaskan Nafa menjadi salah satu dari lima anggota DPR nonaktif yang diperiksa atas dugaan pelanggaran etik, bersama Adies Kadir, Ahmad Sahroni, Uya Kuya, dan Eko Patrio.

 

Menurut Dek Gam, dugaan terhadap Nafa berawal dari pernyataannya yang dinilai tidak sensitif di tengah situasi ekonomi masyarakat yang sulit.

“Teradu Saudari Nafa Urbach atas pernyataannya yang telah memberikan kesan hedon dan tamak,” terang Dek Gam dalam persidangan di Gedung DPR, Senayan, pada Senin, 3 November 2025.

“Dengan menyampaikan bahwa kenaikan gaji dan tunjangan itu sebuah kepantasan dan wajar bagi anggota DPR RI,” tambahnya.

Sebelumnya, MKD telah menghadirkan sejumlah saksi dan ahli untuk memberikan pandangan terkait dugaan pelanggaran etik yang menjerat Nafa Urbach. 

Berdasarkan hasil pemeriksaan, majelis menyimpulkan, pernyataan Nafa memang berpotensi menimbulkan citra buruk terhadap lembaga DPR. 

Oleh karena itu, sanksi nonaktif selama tiga bulan dijatuhkan sebagai bentuk pembinaan etik dan peringatan bagi seluruh anggota dewan.

Skandal Komentar soal Tunjangan DPR

Sorotan terhadap Nafa Urbach bermula dari komentarnya di media sosial pada Agustus 2025 lalu. 

Kala itu, dalam siaran langsung di akun Instagram pribadinya @nafaurbach, Nafa menanggapi pertanyaan netizen tentang tunjangan rumah anggota DPR RI. 

Pernyataannya yang menyebut tunjangan rumah sebesar Rp50 juta per bulan sebagai hal wajar dan pantas menuai kecaman publik.

“Iya itu tadi, itu tuh bukan kenaikan, itu kompensasi untuk rumah jabatan. Rumah jabatan itu kan sekarang sudah dikembalikan ke pemerintah,” ujar Nafa Urbach. 

“Jadi anggota Dewan itu dapat kompensasi untuk kontrak,” klaimnya.

Dalam video yang beredar luas di media sosial, Nafa juga sempat mengeluhkan kemacetan menuju Gedung DPR. 

“Saya saja yang tinggal di Bintaro itu macetnya luar biasa, ini sudah setengah jam di perjalanan masih macet,” ujar Nafa Urbach. 

Ucapannya tersebut kala itu dianggap publik tidak peka terhadap kondisi masyarakat, terutama di tengah isu kesenjangan ekonomi.

Respons dan Permintaan Maaf Nafa Urbach

Setelah menjadi sorotan tajam, Nafa Urbach sempat meminta maaf melalui unggahan di Instagram Stories pribadinya @nafaurbach pada Kamis, 22 Agustus 2025. 

Saat itu, Nafa mengaku menyesal jika ucapannya telah menyinggung masyarakat dan berjanji untuk memperbaiki diri.

“Guys, maafin aku yah kalau statement aku melukai kalian. Percayalah, aku gak akan tutup mata untuk memberikan hidup aku buat rakyat di dapil aku sebaik mungkin,” tulis Nafa.

Artis sekaligus pejabat DPR RI itu juga menegaskan, dirinya memahami perasaan masyarakat dan akan menjadikan kritik publik sebagai pengingat agar lebih berhati-hati. 

“Saya memahami kekecewaan masyarakat, dan bagi saya kepentingan rakyat selalu diutamakan. Masukan dan kritik akan jadi pengingat agar saya bekerja lebih amanah,” tandas Nafa Urbach.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *