Foto :Tangkapan layar seorang bocah pengungsi yang meminta selimut untuk ibunya. (Instagram/auliafaulia)
ACEH – Di tengah keterbatasan pascabanjir yang melanda beberapa wilayah di Aceh, sebuah momen penuh haru terekam saat para relawan menyalurkan bantuan kepada korban di lokasi pengungsian.
Kisah ini menjadi pengingat akan ketulusan hati yang masih mekar di tengah kesulitan.
Keharuan tersebut berpusat pada seorang bocah laki-laki kecil, yang dengan suara lirih dan hati-hati, mendekati meja pembagian bantuan yang dijaga oleh para relawan.
“Kak, selimut satu,” ucap bocah itu, memohon dengan matanya yang polos.
Para relawan hendak menyerahkan selimut tersebut, namun langkah mereka terhenti ketika bocah itu kembali menoleh.
Meski hidup dalam kondisi serba kekurangan dan kedinginan, ia ternyata tidak hanya memikirkan dirinya sendiri.
“Satu lagi untuk mamak,” imbuhnya, menambahkan permintaannya yang sederhana namun bermakna mendalam.
Kalimat pendek yang keluar dari bibir bocah itu sontak menyentuh hati semua relawan yang ada di lokasi pengungsian.
Di tengah kondisi sulit di mana kebutuhan pribadi menjadi prioritas, bocah tersebut justru menunjukkan kasih sayang tulus kepada ibunya.
Ia ingin memastikan sang ibunda juga mendapatkan perlindungan dari dinginnya malam pascabanjir.
Kejadian ini menggambarkan kekuatan ikatan keluarga dan kepolosan hati anak-anak yang mengedepankan orang tua di atas kepentingan diri sendiri, bahkan di saat krisis.
Red
















