Bulukumba — Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Bulolohe memperluas perannya dalam menjaga kesehatan masyarakat dengan menghadirkan gerakan dapur ramah lingkungan.
Tak hanya fokus menyajikan makanan bergizi, kini dapur ini juga menginisiasi pengelolaan sampah dan limbah dapur menjadi pupuk organik sebagai upaya mengurangi pencemaran sekaligus menekan bau tak sedap dari sisa makanan.

Inisiatif ini digagas oleh Kepala Mitra Yayasan Jalin Sinergi Indonesia bersama Kepala SPPG MBG Bulolohe sebagai bentuk komitmen menghadirkan dapur bersih, sehat, dan berkelanjutan. Melalui pendekatan edukasi ekologis, limbah dapur dikelola langsung dari sumbernya—sebelum menjadi masalah lingkungan.
Pelatihan Kelola Limbah Jadi Pupuk, Dapur Tak Lagi Sekadar Masak
Langkah ini diwujudkan melalui Pelatihan Pengelolaan Sampah dan Limbah Dapur pada 22 Desember 2025 di Cafe Abama, Desa Topanda. Pelatihan menyasar para karyawan dan relawan yang terlibat dalam aktivitas dapur keseharian.
Peserta dibekali pemahaman baru bahwa sisa makanan bukan lagi sekadar sampah, tetapi dapat menjadi sumber nilai tambah berupa pupuk organik yang menyuburkan tanah. Pendekatan ini juga menanamkan cara pandang baru bahwa pengelolaan limbah adalah bagian dari pelayanan gizi yang berkelanjutan.
DLHK Bulukumba Apresiasi: “Pengelolaan Dimulai dari Sumbernya”
Kegiatan pelatihan turut dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bulukumba, Emil Yusri, S.P., M.P., yang memberikan apresiasi penuh terhadap inisiatif ini.
“Gerakan seperti ini sangat baik dan perlu didorong. Pengelolaan limbah harus dimulai dari sumbernya agar tidak berdampak pada lingkungan,” ujar Emil Yusri saat memberi sambutan.
Dukungan serupa datang dari Nasruddin, Kepala Bidang Persampahan DLHK
Bulukumba sekaligus keynote speaker. Ia menegaskan Dapur MBG Bulolohe menjadi pelopor penerapan pelatihan pengelolaan sampah dapur di lingkup MBG Kabupaten Bulukumba.
Materi Teknis: Regulasi hingga Cara Mengolah Limbah Cair
Pelatihan diperkuat dengan pemaparan teknis oleh Hj. Rosdiana dan Nur Muatsir, mulai dari dasar hukum Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), regulasi yang harus dipatuhi dapur, hingga teknik pengolahan limbah cair yang aman dan bisa diterapkan langsung.
Pendalaman materi regulatif dan teknis ini menegaskan bahwa pengelolaan limbah bukan hanya persoalan buang dan bersih, tetapi bagian dari tanggung jawab ekologis
yang terukur.
Jadi Model Pengelolaan Limbah untuk Dapur MBG di Bulukumba
Dapur MBG Bulolohe mendorong lahirnya
budaya baru: dapur yang tak hanya memasak, tetapi juga mengelola sisa makanan menuju kehidupan baru. Lewat gerakan ini, Bulolohe diproyeksikan menjadi model rujukan bagi seluruh dapur MBG di Kabupaten Bulukumba untuk menciptakan ekosistem dapur bersih dan berkelanjutan.

Kegiatan pelatihan ditutup dengan penandatanganan MoU kerjasama pengelolaan sampah antara SPPG Bulolohe dan Relawan Sampah Bulukumba, menjadi langkah konkret membangun jejaring pengelolaan limbah berbasis komunitas.
















