Selamatan Bersih Desa sebagai Wujud Ucapan Syukur dalam Kontradiksi Budaya Jawa: Jaman Dahulu dan Sekarang

  • Bagikan

KOTA BATU I JatimHits.com – Selamatan Desa atau biasa di sebut sedekah desa merupakan kegiatan rutin yang selalu di adakan setiap tahun di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu, selamtan Desa sendiri merupakan sebuah tradisi ritual yang di lakukan masyarakat Jawa yang juga di lakukan oleh masyarakat lainnya namun berbeda dalam nama atau berbeda dalam sebutan dan ritualnya, Selamtan sendiri secara garis besar merupakan suatu bentuk acara syukuran dengan mengundang beberapa tokoh Desa, toko agama, dukun Desa, instansi kepemerintahan, tokoh pengemuka dari desa lainnya, dan seluruh lapisan masyarakat yang ada di Desa Tulungrejo. Secara tradisional acara syukuran dimulai dengan doa bersama , dengan duduk bersila di atas tikar melingkari nasi tumpeng dengan berbagai macam lauk pauk.

Selamatan Desa atau disebut juga Sedekah Desa bertujuan untuk ;

• Mengucap rasa syukur kepada tuhan yang maha ESA atas berkah di tahun ini

• Berdoa bersama agar di jauhkan dari segala macam musibah

• Menjalin silahturahmi dan mempererat persaudaraan

• Berbagi rizki hasil panen

• Melestarikan kesenian tradisional

Kamis 17 Agustus 2023 atau dalam kalender jawa yaitu bulan suro tanggal 29 Kliwon merupakan hari yang sudah di tetapkan berdasarkan musyawarah para tokoh masyarakat dan para tokoh agama dengan beberapa pertimbangan yang meliputi hari setelah panen raya dan beberapa pertimbangan lainnya , tentu saja keputusan ini tidaklah satu hari di putuskan dan langsung di tetapkan namun harus menunggu kesepakatan-kesepakatan yang telah menjadi acuan dalam penentuan hari sedekah desa tersebut, keputusan penetapan hari sedekah Desa di umumkan 1 bulan sebelum hari pelaksanannya, karena banyak yang harus di persiapkan oleh masyarakat

Sedekah desa pada tanggal 17 Agustus 2023 ini di lakukan bukan  Desa Tulungrejo saja,  bukan di laksanakan seKecamatan Bumiaji karena tiap Desa memiliki acuan tersendiri untuk menentukan tanggal di tentukannya sedekah Desa , sebelum hari pelaksanaannya para warga sudah sibuk membeli seluruh kebutuhan yang akan di persiapkan untuk sedekah Desa , 2 hari belum sedekah Desa di laksanakan warga sudah di sibukkan dengan memfermentasi beras ketan menjadi tape yang sangat khas di buat suguhan saat ssedekah Desa , bukan hanya membuat tapi saja para warga juga membuat makanan khas yang di sebut tetel yaitu nasi ketan yang di kukus bersaan dengan parutan kelapa lalu di tumbuk halus kemudian di bentuk sesuai selera dan di potong-potong, ada juga makanan tradisional lainnya yang di suguhkan di tas meja,

Antusias masyarakat dalam selamatan desa ini atau juga sedekah Desa ini sangtlah besar, dapat di lihat dari jumlah konsumen pasar terdekat dari Desa Tulungrejo yang sangatlah ramai dan jauh lebih ramai dari hari-hari biasanya , untuk kebutuhan daging ayam juga , para penjual sampai kewalahan melayani membludaknya permintaan konsumen dari Desa Tulungreho yang biasanya menjual 5-10kg saja dalam sehari saat sedekah Desa ini penjual dapat menjual sekitar 50-100kg, bukan hanya daging ayam , telur ayam juga sangat di buru oleh masyarakat. Ini sangat menjelaskan bahwa masyarakat sangat menunggu-nunggu moment sedekah Desa ini.

Selamatan Desa atau juga di sebut sedekah desa merupakan sebuah hari besar atau dapat di katan Tulungrejo duwe gawe atau Tulungrejo punya hajat, masyarakat menunggu moment ini buka hanya untuk bersantap hidangan lezat dan brdoa saja, yang paling di tunggu oleh masyarakat adalah moment berkumpulnya saudara-saudara yang berada jauh dari Desa Tulungrejo untuk berbagi moment yang hanya satu tahun sekali ini di lakukan

Pada saat sedekah Desa banyak acara kesenian tradisional yang di tampilkan dari masing-masing dusun,namun pada acara intinya di lakukan di Balai Desa dengan acara tasyakuran dan makan tumpeng bersama dengan di hadiri oleh Kepala Desa Bpk Suliono, para staf desa, RT dan RW seTulungrejo, perwakilan dari Kecamatan Bumiaji, Kepolisian,Koramil, Tokoh masyarakat, Tokoh agama dan masyarakat sekitar, tasyakuran ini dilakukan pada pagi hari dengan sangat meriah dengan adanya tumpeng-tumpeng yang di bawa oleh masing-masing RT dan RW dan juga PKK, dan posyandu di Desa Tulungrejo, tumpeng – tumpeng tersebut kemudian akan di hidangkan sebagai makanan utama untuk seluruh lapisan masyarakat yang hadir.

Sedekah Desa Tulungrejo tidaklah lengkap bila tanpa adanya kesenian Kuda lumping yang berletak di dusun Wonorejo dan dusun junggo, kesenian ini sebagai hiburan semata saja untuk memeriahkan acara sedekah desa ,pemain Kuda lumping sendiri merupakan undangan dari beberapa desa seKecamatan Bumiaji , Selain kesenian Kuda lumping , di dusun wonorejo juga ada kegiatan Reog dari dusun nggondang , dan juga merupakan undangan dari beberapa daerah seKota Batu yang di dusun kekep beberapa hari lalu ,  di rumah Bapak Suliono Kepala Desa Tulungrejo juga ada acara jamasan pusaka dan malam tirakatan kemarin malam sekitar kurang lebih 300 orang yang hadir disana,

Di dusun Junggo kesenian yang di tampilkan yaitu Kuda Lumping dan Karawitan yang di isi oleh para pemuda dan pemudi dari Dusun Junggo dengan acara campursari, menari dan tampilan-tampilan lainnya.

kegiatan ini merupakan tradisi yang tetep di jaga dan di lestarikan oleh masyarakat terutama oleh sesepuh karna sarat sekali hubungannya denga tuhan dan lingkungan Desa Tulungrejo, kegiatan ini tidak untuk satu golongan umat agama saja namun untuk seluruh masyarakat tanpa membedakan agama, ras dan golongan tertentu.(Red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *