UNICEF – UNAIR dan WC-KOEn Dorong BUMDes Lumajang Berdaya

  • Bagikan
UNICEF – UNAIR dan WC-KOEn menjadi motor penggerak utama dalam upaya pemberdayaan BUMDes di Kabupaten Lumajang
UNICEF – UNAIR dan WC-KOEn menjadi motor penggerak utama dalam upaya pemberdayaan BUMDes di Kabupaten Lumajang

Lumajang, Jatimhit.com,- UNICEF – UNAIR dan WC-KOEn menjadi motor penggerak utama dalam upaya pemberdayaan BUMDes di Kabupaten Lumajang melalui Program One Stop Shop (OSS) Sanitasi Aman yang digelar Rabu (4/12/2025) di BUMDes Srikandi, Desa Kebonsari, Sumbersuko.

Ketiga lembaga itu hadir dengan satu visi: menjadikan BUMDes pusat layanan sanitasi terpadu yang kuat secara manajemen, berkelanjutan secara ekonomi, dan berdampak langsung bagi kesehatan masyarakat desa.

Kegiatan ini dilaksanakan Program UNICEF–UNAIR dan didukung Pemkab Lumajang melalui DPMD, Dinas Kesehatan, DPKP, UPT PALD, Puskesmas, serta Forum BUMDes.

Hadir membuka acara Kabid DPMD Lumajang, didampingi Dr. Corie dari UNICEF–UNAIR, Kepala Desa Kebonsari, dan narasumber utama Dr. Koen Irianto Uripan, pendiri WC-KOEn.

Dorongan kuat pertama datang dari UNICEF–UNAIR yang memposisikan OSS sebagai strategi pasca-ODF untuk menjamin keberlanjutan sanitasi. Dr. Corie menegaskan bahwa sanitasi tidak boleh berhenti pada deklarasi berhenti BABS.

UNICEF – UNAIR dan WC-KOEn menjadi motor penggerak utama dalam upaya pemberdayaan BUMDes di Kabupaten Lumajang
UNICEF – UNAIR dan WC-KOEn menjadi motor penggerak utama dalam upaya pemberdayaan BUMDes di Kabupaten Lumajang

“BUMDes harus menjadi pusat edukasi, penyedia layanan teknis, hingga pendamping perilaku. Tanpa ekosistem desa yang berdaya, sanitasi tidak akan berkelanjutan. Itu sebabnya kami mendorong BUMDes Lumajang menjadi model OSS tingkat kabupaten,” jelasnya.

Baca juga: Sanitarian Surabaya dan Lamongan Ikuti Pelatihan TTG Dr Koen

Dorongan kedua datang dari UNAIR melalui integrasi akademik dan riset lapangan. Program ini memastikan BUMDes mendapatkan pengetahuan manajemen, strategi pemasaran, dan kerangka bisnis sanitasi yang teruji.

Dorongan ketiga berasal dari WC-KOEn, mitra strategis yang menyediakan modal usaha berupa 10–20 unit closet SATO hemat air asal Jepang untuk setiap BUMDes peserta. SATO merupakan produk sanitasi inovatif dari LIXIL, perusahaan global pemilik brand “American Standard”.

Dr. Koen, yang menjadi narasumber utama, memberikan pembekalan komprehensif kepada para Direktur BUMDes. Materinya meliputi strategi usaha sanitasi, teknik komunikasi menjual, model promosi, hingga praktik pemasangan closet SATO secara langsung.

“Jika BUMDes ingin berdaya, yang dibutuhkan bukan hanya produk. Mereka perlu cara berpikir wirausaha, strategi pemasaran yang tepat, dan kemampuan mengedukasi masyarakat. OSS adalah peluang bisnis yang besar bila dikelola profesional,” ujarnya.

Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi. Mereka mempraktikkan cara menjual, simulasi promosi, hingga pemasangan unit SATO di lokasi.

“Kami merasa didorong untuk benar-benar menjadi pelaku usaha sanitasi, bukan sekadar penjual barang. Pelatihan ini membuka mindset baru,” kata Dila, perwakilan Bumdes Sopoyoni.

Kolaborasi UNICEF–UNAIR dan WC-KOEn di Lumajang menegaskan bahwa BUMDes tidak hanya sebagai unit usaha desa, tetapi sebagai pusat kekuatan sanitasi yang mampu menggerakkan ekonomi, meningkatkan kesehatan warga, dan memperkuat kemandirian desa.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!