Kota Wisata Batu Masih Saja Diwarnai dengan Tumpukan Sampah, Kali Ini Di Ruas Jalan Diponegoro yang Menjadi Sasarannya….

  • Bagikan

KOTA BATU I JatimHits.com – Polemik soal permasalahan sampah yang tak berkesudahan, terlebih lagi buntut dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung yang telah ditutup, kini hampir sebagian besar kesadaran masyarakat mulai menurun drastis.

Hal itu dibuktikan, dengan pemandangan tumpukan sampah yang berceceran dan mulai menggunung di beberapa ruas dan tepi jalan baik di perkotaan dan pedesaan, yang tak ayal sudah bukan menjadi rahasia umum lagi hingga sampai pada saat ini.

Foto : Tumpukan Sampah Di Ruas jalan Diponegoro Batu

Pasalnya, hampir sebagian besar masyarakat selama ini sudah mulai tak peduli dengan kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Tentu saja, hal itu membuat image Kota Batu sendiri sudah bukan lagi sebagai Kota Wisata, namun Kota Sampah, demikian penilaian masyarakat kita saat ini dan para wisatawan saat berkunjung ke Kota Batu.

“Kemarin saya ngojek masih sedikit, lha kok sekarang sudah banyak dan menggunung, ini juga dikeluhkan oleh para jamaah Masjid Attaqwa yang biasa salat disini. Kalau dibiarkan terus menerus tidak ada penumpang yang mau mengojek, karena kebetulan sampah-sampah yang dibuang itu dekat dengan pangkalan ojek tempat saya mengais rezeki setiap harinya,” kata ME, salah seorang tukang ojek yang biasa mangkal di depan Masjid Attaqwa, pada Rabu (22/11/2023).

Iapun juga mempertanyakan, berkaitan dengan permasalahan sampah di Kota Batu dan kesadaran masyarakat yang sudah mulai rendah dengan membuang sampah sembarangan.

“Pertantanyaan saya apakah Pemerintah Kota Batu gagal tidak dapat menangani sampah dengan baik dan maksimal? Ataukah kesadaran masyarakatnya yang sudah mulai rendah, dengan membuang sampah sembarangan? Kalau tidak bisa tertangani dengan baik, maka image negatif Kota Batu sudah bukan sebagai Kota Wisata lagi. Seharusnya, pemerintah memberikan sanksi tegas agar dapat memberikan efek jera kepada oknum warga masyarakat yang tetap nekat membuang sampah sembarangan,” papar dia.

Sementara itu, Arie salah seorang penjual Nasi Lemak juga mengungkapkan hal yang sama, bahwasanya dengan banyaknya sampah yang berceceran di sepanjang ruas Jalan Diponegoro sangat menganggu sekali.

“Terus terang pelanggan saya sudah jarang yang mau beli, karena sampah-sampah itu di tumpuk dekat dengan tempat saya berjualan nasi setiap pagi. Jadi, saya minta kepada Pemerintah Kota Batu agar selalu peka dengan berpatroli setiap hari, agar permasalahan sampah di Kota Batu ini dapat tertangani dengan baik, lha kalau dibiarkan kasihan para wisatawan yang berkunjung merasa terganggu dengan bau sampah,” tutur bapak dengan satu anak ini.

Dirinya juga mengeluhkan, dengan banyaknya tumpukan sampah yang berceceran tersebut menurunkan minat pembeli dagangannya.

“Saya setiap pagi jualan Nasi Lemak disini, biasanya orang-orang yang beli tidak sempat sarapan di rumah, ada juga yang olahraga mampir untuk makan disini, kalau dibiarkan terus tidak ada tindakan ya seperti ini mas, dagangan saya sepi karena dekat dengan tumpukan sampah yang di buang itu,” keluhnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Dwi (30), salah seorang warga Kota Batu yang setiap harinya melakukan olahraga lari pagi. Dirinya mengaku sangat terganggu sekali dengan adanya tumpukan sampah yang berserakan di sepanjang ruas Jalan Diponegoro.

“Setiap pagi saya olahraga lari mengelilingi Jalan Gajahmada sampai Jalan Diponegoro, terlihat banyak sekali sampah yang sengaja di buang sembarangan hingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Kok tidak ada solusinya, mengapa sampah di Kota Batu selalu menjadi masalah yang sepertinya tidak terselesaikan? Apakah memang pemerintah Kota Batu gagal menangani dan mengurusi sampah? Tanya dia, sembari menyesalkan perihal penanganan sampah yang dimaksud.

Terpisah, Kadis LH Pemkot Batu Aries Setiawan, S.STP saat dikonfirmadi awak media melalui ponselnya masih belum memberikan jawaban.(Red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *