LAWANG, Jatimhits.com – Fenomena pendakian Gunung Lincing via Lawang, Malang, benar-benar tak terbendung. Jalur yang awalnya sepi kini menjadi primadona baru, hingga kuota pendakian di akhir pekan bisa ludes dua minggu sebelum hari-H! Menghadapi gelombang pendaki ini, pengelola basecamp menerapkan strategi jitu agar kegiatan tetap tertib dan menguntungkan warga.
Khairul Anam,Polisi Kehutanan (Polhut) yang menggagas pembukaan jalur ini, mengaku kaget dengan respons masyarakat. “Awalnya coba-coba, ‘gambling’ bikin konten jalur sunrise. Eh, dalam seminggu pengunjung membludak di luar prediksi. Parkir semrawut, ganggu lingkungan,” kenang Anam.
Dari masalah itulah, lahir solusi terintegrasi. Anam lalu berkoordinasi dengan Kepala Desa, BUMDes, dan PTPN XII. Hasilnya, basecamp resmi dibangun di tanah bengkok desa, dilengkapi parkir, toilet, dan sistem tiket online murni. “Kita tidak terima offline. Semua wajib booking dulu,” tegasnya.
Sistem online ini sekaligus menjadi kunci mengatur kuota. Anam berpesan, “Buat yang mau naik weekend, H-2 minggu wajib booking. Kalau sekarang, H-2 minggu pun kalau rezeki masih dapat.” Bagi pendaki sunrise yang berangkat jam 01.00 dini hari, diwajibkan datang sebelum jam 21.00 WIB untuk briefing. Untuk mengisi waktu tunggu, BUMDes menyediakan homestay super terjangkau.
“Hanya Rp 2.000 per jam non wi-fi, atau Rp 3.000 dengan wi-fi. Jadi pendaki bisa istirahat nyaman dulu sebelum trekking,” jelas Anam. Bagi rombongan kecil yang homestay penuh, opsi menginap di rumah warga dengan harga sama juga disediakan, sehingga manfaat ekonomi merata.
Anam juga mengingatkan karakteristik jalur. “Lincing estimasi 4 jam. Tapi kalau Arjuno via sini itu ekstrem, butuh 3 hari, buat yang mentalnya ‘ember’. Jangan coba-coba kalau belum pengalaman,” pesannya sambil tertawa. Dengan segala persiapan ini, pendakian Lincing tak hanya jadi petualangan seru, tapi juga contoh wisata yang tertib dan memberdayakan.