Foto : Sekretaris Kabinet (Seskab) RI, Teddy Indra Wijaya meninjau Sekolah Rakyat Menengah Atas 33 di Tangerang Selatan. (Dok. Setkab RI)
JAKARTA – Sekretaris Kabinet (Seskab), Teddy Indra Wijaya semakin mendapat sorotan positif publik atas gaya kepemimpinannya yang sering turun langsung ke masyarakat.
Pengamat politik, Amsori Baharudin Syah menilai pendekatan ini adalah wujud dari sikap empathetic governance, sebuah pendekatan dalam teori kepemimpinan publik yang menekankan kehadiran emosional, bukan hanya tentang tugas struktural.
Amsori menuturkan, Seskab Teddy menunjukkan komitmen nyata dalam mendekatkan negara kepada rakyat.
“Apa yang dilakukan Teddy Indra Wijaya adalah bentuk dari pelayanan publik. Ia hadir bukan sebagai pejabat, tetapi sebagai manusia yang mau mendengar,” kata Amsori dalam keterangannya, pada Sabtu, 15 November 2025.
Di sisi lain, aksinya turun ke akar rumput kerap melibatkan interaksi langsung dengan warga.
“Teddy tidak hanya menyapa, tetapi mendengarkan aspirasi, keluhan, dan kebutuhan warganya,” terang Amsori.
Oleh sebab itu, Amsori mendefinisikannya bukan sebagai kunjungan simbolis, melainkan praktik kepemimpinan yang tulus dan aktif bagi masyarakat.
Praktik Nyata Birokrasi yang Humanis
Menurut Amsori, gaya kepemimpinan Teddy adalah bentuk nyata dari pemerintahan yang bukan hanya mengatur, tetapi juga mengasuh warganya.
Pengamat politik itu menilai, ketika pejabat tinggi turun ke permukiman rakyat, mereka bukan sekadar terlihat, tetapi menjadi bagian dari diskusi dan solusi.
“Ini bukan sekadar turun ke lapangan. Ini cara memanusiakan warga,” kata Amsori.
Amsori pun melihat manfaat jangka panjang dari strategi ini, yakni pejabat bisa memahami masalah langsung dari masyarakat, kemudian merumuskan kebijakan yang lebih realistis dan berpihak.
“Metode ini, jauh lebih efektif daripada sekadar membaca laporan birokrasi di atas meja,” sebutnya.
Kehadiran Seskab Teddy Bikin Legitimitas Pemerintah Meningkat
Bagi Amsori, kehadiran empatik yang ditunjukkan Seskab Teddy bukan hanya soal citra, tapi sebagai investasi legitimasi pemerintah RI.
Survei dari Indikator Politik, menunjukkan tingkat kesadaran publik terhadap Seskab Teddy mencapai lebih dari 50 persen.
Hal tersebut, menunjukkan figurnya semakin dikenal dan dihargai. Amsori menilai ini bukan kebetulan.
“Kuncinya bukan pencitraan. Ini soal hadir dengan hati,” ujar Amsori.
Bagi Amsori, konsistensi Teddy dalam mengunjungi masyarakat kecil adalah bagian dari strategi kepemimpinan yang berdampak lebih dalam.
Dalam hal ini, Seskab di Kabinet Merah Putih itu dinilai dapat memperkuat hubungan emosional antara negara dan warganya, sekaligus memberikan contoh kepada pejabat lain bahwa empati adalah fondasi legitimasi yang kokoh.
Menurut Amsori, sosok Teddy telah menjadi simbol birokrasi yang baru, yakni bukan terkait birokrat kelas atas yang jauh dari rakyat, tetapi pemimpin yang rendah hati, empatik, dan tetap efisien.
“Yang membuat publik menerima Teddy adalah sikap rendah hati, bukan wibawa yang dibuat-buat,” tandasnya.
Fenomena Politik yang Menarik Dicermati
Secara terpisah, Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyebut tingginya tingkat popularitas Teddy sebagai fenomena politik yang menarik dan patut dicermati.
Burhanuddin mencermati, Seskab Teddy bukanlah pejabat yang memiliki wewenang sebesar menteri koordinator atau menteri teknis lainnya.
Hal itu disampaikannya saat menunjukkan hasil survei bertajuk ‘Evaluasi Publik Atas Kinerja Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran’ secara virtual, pada Sabtu, 8 November 2025.
“Posisi Sekretaris Kabinet secara tradisional bukanlah jabatan yang memiliki sorotan media sebesar Menteri Koordinator atau Menteri teknis yang berurusan langsung dengan proyek fisik,” kata Burhanuddin.
Menurut dia, hal tersebut menunjukkan bahwa publik sangat memperhatikan sosok di lingkaran inti Presiden.
Burhanuddin mengindikasikan, Teddy berperan sangat krusial dalam menyampaikan kebijakan dan keputusan penting di balik layar kepresidenan.
Perannya sebagai penjaga gerbang informasi dan administrasi Presiden kemungkinan besar terekspos dalam isu-isu besar. Kedua, terkait efektivitas komunikasi.
“Meskipun bukan jabatan yang sering tampil di front-line, tingginya awareness ini bisa mencerminkan efektivitas komunikasi yang dibangun Seskab,” terang Burhanuddin.
“Hal tersebut, baik melalui pernyataan publik terbatas maupun kehadirannya yang konsisten mendampingi Presiden dalam momen-momen penting,” tambahnya.
Di sisi lain, awareness Teddy yang mencapai lebih dari 50 persen melampaui beberapa figur kunci.
Hal itu termasuk, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (34,2 persen), Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar (44,6 persen), dan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa (42,1 persen).
Tak hanya itu, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Teddy sebagai Seskab juga mencapai 84,5 persen.
Seskab Teddy hanya terpaut sedikit di atas Menteri Pertanian, Amran Sulaiman yang berada peringkat atas.
Survei Indikator dilakukan secara tatap muka, dalam rentang 20-27 Oktober 2025, menempatkan 1.220 responden dengan tingkat kepercayaan publik yang mencapai 95 persen.
